Pemerintah Harus Berani Mengusut Kasus Bom Kuningan Sampai Ke Malaysia

Anggota Komisi I DPR RI Ali Mochtar Ngabalin mengingatkan pemerintah agar tidak terpaku pada otak pemboman dalam negeri, tapi harus pula mencari kemungkinan pihak asing yang terlibat dalam pemboman Hotel J.W. Marriott dan Ritz Carlton. Untuk itu pemerintah dan aparat intelijen hendaknya benar-benar bisa mengunkapkan kasus ini dan tidak sekedar mencari kambing hitam. �Tidak tertutup kemungkinan yang menjadi dalang pelaku pemboman ini adalah negara lain,� kata Ali ketika dihubungi wartawan Senin (20/7) kemarin.

Ali menyebutkan warga Malaysia sebagai salah satu pelaku pemboman yang belum tertangkap. Negara itu selama ini sudah sering melakukan provokasi yang dapat menimbulkan perselisihan. Negeri serumpun itu tampaknya sudah terlalu angkuh terhadap bangsa ini.

�Kalau kita cermati dua otak pelaku pemboman selama ini yaitu Dr Azhari dan Noordin M. Top adalah warga Malaysia. Ada apa sebenarnya dua orang warga negara Malaysia ini melakukan pemboman-pemboman itu? Apa tujuan mereka, hendaknya diselidiki dengan seksama. Ini menjadi tugas aparat hukum dan intelijen untuk menyelidikinya,� kata politisi dari PBB ini lagi.

Ali mengatakan motif Malaysia tampaknya ingin menjadi negara yang lebih segalanya dari Indonesia. Termasuk rebutan pengaruh saat menjamu Manchester United (MU). Malaysia hendak membuktikan bahwa negaranya lebih aman dari Indonesia.

�Indonesia kan lebih segala-galanya dari Malaysia baik itu sumber daya alam, sumber daya manusia dan potensi-potensi lainnya, tapi karena pengelolaan yang kurang baik, Malaysia merasa berada di atas angin,� katanya.

Menurut Ali, perlu dicermati juga dari pihak Indonesia yang membantu Malaysia merealisasikan tujuannya tersebut. Sebab Malaysia tidak akan bisa melakukannya sendiri tanpa adanya kerjasama dengan pihak dalam negeri. Indikasinya bisa dilihat bagaimana seorang Noordin M. Top sampai hari ini belum tertangkap.

Anggota DPR dari FPKS Zulkifliemansyah menambahkan, sebaiknya dugaan keterlibatan Malaysia tidak dikembangkan sekadar untuk mencari kambing hitam. Hubungan antara kedua negara bisa terganggu dengan tudingan seperti itu.

�Walaupun pada kenyataannya fakta-fakta menunjukkan negara serumpun itu dengan perilakunya seringkali membuat hati kita panas, namun jangan sampai kemarahan dan sikap emosional kita itu menundukkan akal sehat. Kita harus jernih dan proporsional dalam melihat permasalahan ini,� ujar Zul sapaan Zulkifliemansyah.

Sebagai masukan, kata Zul, tidak ada salahnya pihak aparat keamanan melakukan penyelidikan mengenai hal ini. �Dicek dululah kebenarannya dengan segala fakta-fakta yang ditemukan pihak keamanan,� aparat keamanan harus proaktif,� katanya.

Sementara itu, pengamat militer R.R. Mangindaan mengatakan pandangan keterlibatan Malaysia dalam aksi teror di Indonesia terlalu dipaksakan meskipun diakui ada beberapa indikator yang mengarah adanya keterlibatan Malaysia. �Banyak memang indikatornya tapi dipaksakan dalam satu skenario. Seandainya Malaysia berani melakukan itu resikonya terlalu besar, tapi bukan berarti tidak mungkin, karena yang jelas ada tangan dari luar yang terlibat dalam terror ini,� jelas pensiunan jenderal ini.

Aparat keamanan harus berani meraba seperti apa keberanian Malaysia dalam melakukan hal ini terhadap Indonesia. �Selama ini kan terlibat JI semenara JI memiliki 4 wilayah kerja di Indonesia. JI sendiri memiliki jaringan sampai keluar negeri sehingga jika kita mulai dari pernyataan politisi bahwa ada jaringan besar yang terlibat, polisi pun harus bisa melihat mereka dibina darimana. Tertangkapnya warga Malaysia di Cilacap juga bisa dijadikan indikasi ke mana muaranya,� tegasnya.

Bagai mana kalau menurut sobat yg lagi online, apakah indikasi seperti itu mungkin adanya ?. Saya kira Pak Ali ada benar nya. pemerimtah jgn hanya bisa mencari kambing hitam. Sekali sekali kambing nya harus belang dong.

Photo Terbaru Bom JW Marriot Kuningan
















Inilah hasil kebiadaban orang - orang yang tidak bertanggung jawab, sebagai anak bangsa tanpa melihat siapa pelakunya saya sangat mengutuk tragedi ini. Ya. allah Ya, rabbi berilah petunjuk terhadap para pemimpin bangsa ini.

Mayasia Garap Lahan Indonesia

Dalam beberapa tahun belakangan ini, Malaysia terlihat agresif menggarap potensi bisnis di Indonesia, mulai perkebunan, pertambangan, telekomunikasi, perbankan, asuransi, pendidikan, hingga sektor kesehatan. Mereka pun sukses mendulang keuntungan. Sebaliknya, Indonesia terkesan hanya mampu menggaet ringgit dari tenaga kerja informal di negeri jiran itu.
Selama 2007-2009, data Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan, realisasi investasi Malaysia di Indonesia sekitar US$ 1 miliar. Dari sisi neraca perdagangan, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, defisit neraca perdagangan Indonesia-Malaysia membengkak. Tahun lalu, nilai impor Indonesia dari Malaysia mencapai US$ 8,9 miliar, sedangkan nilai ekspornya hanya US$ 6,4 miliar. Sebaliknya, Indonesia ‘sukses’ mendulang devisa dari sekitar dua juta tenaga kerja Indonesia (TKI) yang merantau ke negeri jiran itu.

Di Indonesia, para pemodal Malaysia telah merasuki aneka sektor bisnis. Di sektor perkebunan, para pemodal Malaysia telah menguasai sekitar 2,1 juta hektare dari 5,2 juta ha lahan kelapa sawit. Hal ini memperkuat sinyalemen 50 perusahaan Malaysia telah mengontrol 50% lahan perkebunan kelapa sawit di Indonesia.

“Keberhasilan perusahaan sawit patungan di Indonesia tergantung kesanggupan kita menjaga keamanan mitra Indonesia,” ujar Boon Weng Siew, president
Malaysian Estate Owners Association, seperti dikutip StarBiz, beberapa waktu lalu.

Namun, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) tidak yakin kalau pengusaha sawit Malaysia sudah menguasai 50% lahan sawit di Indonesia.

Berdasarkan data Gapki, 40% luas perkebunan kelapa sawit saat ini milik rakyat dan badan usaha milik negara (BUMN), yaitu masing-masing 2,1 juta hektare (ha) untuk rakyat dan 800 ribu ha milik BUMN. Sebagian besar adalah milik perusahaan swasta Indonesia. “Secara langsung, pengusaha Malaysia mungkin hanya memiliki luas lahan sawit di Indonesia sekitar 400-500 ribu ha,” jelas Susanto, ketua bidang pemasaran Gapki.

Meski Malaysia begitu ekspansif ke Indonesia, menurut Susanto, pemerintah tidak bisa membatasi investasi di perkebunan kelapa sawit oleh pengusaha asal Malaysia. Pasar bebas tidak mengenal pembatasan investasi asing. “Namun, pemerintah bisa menetapkan aturan untuk menyeleksi investasi asing. Hal itu untuk memberikan dukungan kepada pengusaha lokal supaya lebih eksis di perkebunan kelapa sawit,” jelas dia.

Sebelum memberikan izin baru, pemerintah perlu mewajibkan setiap pengusaha lebih dahulu membangun plasma sebesar 20%. “Tujuannya, supaya investasi yang datang dari investor asing itu benar-benar bisa diserap langsung oleh masyarakat,” jelas Susanto.

Dirjen Perkebunan Deptan Ahmad Mangga Barani mengakui, perusahaan Malaysia makin gencar mengakuisisi perkebunan kecil di Indonesia. Namun, pemerintah pusat sulit memantau aksi akuisisi itu karena izinnya lewat pemerintah daerah.

Di sektor perbankan, negeri jiran itu juga telah memantapkan posisinya melalui sejumlah bank, seperti CIMB Niaga dan Bank Internasional Indonesia (BII). CIMN Niaga adalah perusahaan keuangan yang sahamnya di perdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Per 31 Maret 2009, kapitalisasi pasar CIMB Niaga tercatat sebesar R p11,25 triliun. CIMB Niaga merupakan bank keenam terbesar di Indonesia dari segi asset (Rp 102,9 triliun).

Di sektor telekomunikasi, mereka mengepakkan sayapnya melalui PT Excelcomindo Pratama. Tahun ini, operator seluler itu berharap bisa menambah empat juta pelanggan baru menjadi 30 juta dari akhir 2008 sebanyak 26 juta. Meski rugi bersih Rp 306 miliar, pada kuartal I 2009, pendapatan XL naik dari Rp 2,65 triliun menjadi Rp 2,926 triliun. “Jika saja kurs rupiah stabil di bawah Rp 10.500, setidaknya XL bisa membukukan keuntungan bersih Rp 400 miliar,” jelas Hasnul Suhaimi, presiden direktur Excelcomindo.

Jaring Pasien dan Pelajar

Selain berinvestasi langsung, para pebisnis negeri jiran itu terlihat agresif menarik minat orang kaya Indonesia melalui program pariwisata, kesehatan, dan pendidikan. Sebelumnya, negeri jiran itu ‘mengintip’ keberhasilan Singapura menjaring pasien-pasien potensial Indonesia. Mereka pun berlomba-lomba mengemas pelayanan di rumah sakit dengan cara menarik. Salah satunya dengan menerapkan konsep wisata kesehatan (medical tourism).

Data Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) menunjukkan, pasien asal Indonesia mendominasi rumah sakit di Malaysia. Sekitar 70% pasien Indonesia berasal dari Sumatra, sedangkan sisanya dari Jakarta, Surabaya, dan Bandung. Bahkan, RS Lam Wah Ee Malaysia mampu menjaring 12.000 orang Indonesia per tahun atau sekitar 32 pasien per hari. Jumlah pasien Indonesia di RS Adventist mencapai 14.000 per tahun atau sekitar 38 pasien per hari.

Dari sisi tenaga kerja, Malaysia berhasil ‘menjaring’ 2 juta tenaga kerja Indonesia (TKI), 800 ribu di antaranya bekerja secara ilegal. Bukan hanya pekerja informal, negeri itu juga mampu menggaet tenaga kerja ahli, seperti di sektor minyak dan gas, dari Indonesia.

Yang pasti, tenaga nonformal dari Indonesia turut membangun negeri jiran itu seperti konstruksi, perkebunan, dan sektor rumah tangga. Selain itu, tenaga profesional perminyakan Indonesia banyak tersebar di Petronas dan Shell. Tenaga professional teknologi infomasi tersebar di berbagai perusahaan seperti IBM, Axon Global, Shell Down Stream & Upstream IT, Deloitte, dan Morse.

Di bidang pendidikan, Malaysia juga sukses menarik 10.000 pelajar Indonesia. Mereka umumnya meminati bidang bisnis, teknologi informasi, desain grafis, teknik, dan komunikasi. Pada 2010, Departemen Pendidikan Malaysia menargetkan bisa menggaet 100 ribu pelajar Indonesia. Sebaliknya, jumlah pelajar Malaysia di Indonesia hanya sekitar 4.000.

“Pendidikan di Indonesia sebenarnya cukup bagus, namun Malaysia memang lebih unggul,” ujar Rizky Wisnoentoro yang kini mengikuti program doktoral di Universiti Sains Malaysia (USN), kepada Investor Daily, Jumat (12/6).

Salah satu kelebihan perguruan tinggi di Malaysia adalah mereka memiliki tenaga ahli yang diakui internasional. Malaysia mengadopsi secara utuh metode pendidikan Inggris. Rizky sengaja memilih USN karena ingin memperdalam ilmu tentang corporate social responsibility (CSR). “Saya memilih USN karena terdapat ahli CSR yakni DR Reevany Bustami,” jelas dia.

Di sektor pariwisata, Malaysia terus berupaya menggaet pelancong, termasuk dari Indonesia. Tahun lalu, Pemerintah Malaysia mengeluarkan US$ 2,82 juta untuk berpromosi dan iklan. Hasilnya, negeri itu mampu mendulang US$ 3,44 miliar dari pelancong yang berwisata belanja. Pada 2008, warga Indonesia yang melancong ke Malaysia tercatat 2,43 juta orang. Selama Januari-Maret 2009, negeri itu sudah kebanjiran 533.843 pelancong Indonesia.

Malaysia Menghina Indonesia Pakai Nama Singapura " Buat Yg Males TKP gua Copy Nih, Sialan tuh Malingsia "



Kami berterus terang, kami bukanlah rakyat Malaysia, kami adalah rakyat Singapura. Persoalan mengapa kami anti Indonesia adalah kerana:

1.Bangsa Indonesia sering datang ke Singapura secara Haram

2. Amah 2 Indonesia berkelakukan buruk

3. Negara Indon kami samakan dengan negara 'TERRORIST' kerana negara ini banyak pembunuhan yang berlaku secara kejam.

4. Kami juga selaku bangsa melayu, tidak tahan dengan penghinaan bangsa lain yang menyamakan kami berketrunuan Indon!

5. Kami tidak suka dengan kerajaan Indonesia yang tidak pandai berbhasa Ingeris.

6. Kami tidak suka Media Indonesia yang sering memburuk2kan negara Asean lain.

7. Kami lebih menyokong Malaysia daripada Indonesia kerana, Malaysia lebih maju dan lebih terbuka dari Indonesia.




:fuck: ga jelas apa ..... Malingshit... ga nyadar kalo kalean yang ngikut2 Indo!!!! Candi Borobudur berdiri kapan>??!! Sadar... :fuck: zzzz..


aduii.. kesiannya aku kat warga-warga indon.. miskin ilmu.. kenapa diorang buat macamni? inilah yang dikatakan INDONesial terlampau bodoh darisegi ilmu pengetahuan. hahaha.. kebodohan mereka terserlah. apakena mengena Menara Berkembar Petronas dengan candi prambanan buruk INDONesial itu? megah sangatkah candi buruk tersebut yang bertapak di INDONesial? apa yang INDONesial banggakan dengan candi prambanan tersebut? mari kita lihat:

Candi Rara Jonggrang atau Lara Jonggrang yang terletak di Prambanan adalah

kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia. Candi ini terletak di pulau Jawa, kurang lebih 20 km timur Yogyakarta, 40 km barat Surakarta dan 120 km selatan Semarang, persis di perbatasan antara provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Candi Rara Jonggrang terletak di desa Prambanan yang wilayahnya dibagi antara kabupaten Sleman dan Klaten. Candi ini dibangun pada sekitar tahun 850 Masehi oleh salah seorang dari kedua orang ini, yakni: Rakai Pikatan, raja kedua wangsa Mataram I atau Balitung Maha Sambu, semasa wangsa Sanjaya. Tidak lama setelah dibangun, candi ini ditinggalkan dan mulai rusak.



INDONesial sangat bangga akan banggunan buruk itu. ia merupakan harta simpanan UNESCO. kerana itu sahaha? ternyata banggunan buruk tersebut tidak dijaga oleh kerajaan mundur INDONesial yang mundur lagi mundur. jajahan banyak tetapi tidak terurus. Mereka tidak boleh melawan kemahsyuran Menara Berkembar Petronas MALAYSIA yang terkenal diseluruh pelusuk dunia. Candi prambanan? siapa tahu? insan-insan bodoh INDONesial saja yang banggakan bangunan buruk tesebut. Lihat Menara Berkembar Petronas pula..

Menara Berkembar Petronas dibina diatas tapak seluas 40 hektar di kawasan Segi tiga emas Kuala Lumpur. Ia direka oleh arkitek Cesar Pelli dan disiapkan pada Mac 1996. Menara kaca dan keluli tahan karat setinggi 88-tingkat, merupakan imbasan warisan Muslim Malaysia. Struktur asas merupakan rekabentuk yang dimajukan dari bangunan Chicago yang dibatalkan. Untuk membuat tapak Menara Berkembar Petronas, bumi digali sedalam 117 meter, iaitu setinggi bangunan lima tingkat. Sejumlah 7,000 meter padu simen konkrit telah dituangkan selama dua minggu secara berterusan. Beratnya keseluruhan bangunan 100,000 tan. Menara ini mempunyai ciri-ciri keselamatan yang unik dan pertama kali digunakan di Malaysia. Sewaktu berlaku gempa bumi atau puting beliung, menara ini akan condong. Kecondongannya mengikut tiupan angin kencang hingga 1.5 meter. Apabila bencana reda, menara akan tegak seperti biasa. Terdapat 12 biji lampu disekeliling menara ini yang berkelip-kelip 24 jam sehari. Setiap satunya berharga RM15,000. Jumlah kos pembinaan Menara Berkembar Petronas RM270 juta.

Dont visit INDONesial 2008.. INDONesial truly terrorist nation. jika anda merancang untuk bercuti ke INDONesial, bermakna anda bakal menempah maut disana. INDONesial, negara mundur,busuk dan tidak mempunyai taraf antarabangsa, antara negara no 1 di asia tenggara mempunyai pengganas yang paling banyak. Ia juga diketahui juga sebagai negara yang tidak mengamalkan demokrasi dan berlakunya banyak pembunuhan secara berleluasa.

INDONesial juga merupakan negara ke 3 di Asia Tenggara kuat rasuah dan penyelewengan kuasa. Akibat terlampau ramai rakyatnya yang tidak mendapat pendidikan dari pihak kerajaan, rakyat INDONesial menjadi seperti katak dibawah tempurung dan agak jakun serta perak melihat dunia luar.

Kebodohan mereka terserlah apabila mereka cemburu melihat negara jirannya yang jauh lebih maju dan hebat dari mereka, Iaitu MALAYSIA, yang sering mendapat nama dipentas antarabangsa. Kehebatan MALAYSIA terserlah apabila angkasawan pertama mereka, iaitu Dr. Shiekh Muzhapar berjaya berada di ISS dan melakukan penyelidikan serta berjaya pulang kebumi dengan jayanya.

INDONesial juga agak sial ekoran pihak media mereka banyak menyatakan negara jiran mereka, yang jauh lebih maju dari mereka, iaitu MALAYSIA berjaya menarik ramai pelancong kenegara mereka dalam promosi Visit Malaysia 2007. INDONesial meniru bulat-bulat iklan dan cara mempromosi negara mereka yang mundur dan busuk itu seperti cara MALAYSIA mempromosi negara mereka.

Setelah BBC giliran CNN “Ketangkap Basah” Manipulasi Berita Pemilu Iran

Pemberitaan media Barat yang menghembuskan isu kecurangan dalam pemilu Iran dan situasi kisruh pasca pemilu Iran yang cenderung tendensius, memaksa pemerintah Iran bersikap tegas terhadap media-media asing tersebut. Ketegasan pemerintah Iran itu bukan tanpa alasan karena terbukti beberapa media asing telah menyiarkan informasi yang tidak sesuai dengan fakta yang sesungguhnya terjadi di lapangan, terutama dalam aksi-aksi massa yang terjadi di Iran.
Setelah BBC, kini giliran CNN yang “tertangkap basah” menyiarkan informasi yang menyesatkan. Dalam siaran hari Rabu kemarin, CNN menayangkan wawancara lewat telepon dengan seorang perempuan yang disebut berada di tengah-tengah aksi protes yang berlangsung di depan gedung parlemen Iran di kota Teheran.

Dalam wawancara, perempuan yang menjadi nara sumber CNN itu menceritakan seolah-olah situasi di lokasi unjuk rasa dalam keadaan gawat karena tindakan represif aparat keamanan Iran terhadap para pengunjuk rasa. “Situasinya sudah seperti pembantaian” kata si nara sumber CNN yang tidak disebutkan namanya. Menurut si nara sumber, aparat kepolisian Iran sudah bersikap kasar, memukuli para pengunjuk rasa dan menembaki mereka seperti binatang.

CNN tidak tahu bahwa televisi Iran, Press TV merekam wawancara itu dan Press TV juga punya hasil liputan aksi unjuk rasa di depan gedung parlemen yang oleh nara sumber CNN disebut ricuh dan suasanya seperti “pembantaian”.

Press TV membandingkan antara laporan nara sumber CNN dan hasil liputan Press TV sendiri dan menayangkannya satu hari kemarin. Hasil perbandingan itu menunjukkan bahwa laporan nara sumber CNN ternyata tidak sesuai dengan fakta di lapangan yang terekam Press TV. Dalam aksi unjuk rasa tersebut, tidak terjadi keributan seperti yang digambarkan nara sumber CNN.

Pembawa acara Press TV di akhir liputan itu menantang CNN dan jaringan media Barat lain untuk membuktikan kalau semua berita yang disiarkannya berasal dari sumber-sumber yang bisa dipercaya dan mendesak press Barat untuk tidak membuat laporan yang provokatif dan menghasut.

Fakta ini menjadi tamparan bagi CNN, media massa kebanggaan AS itu. CNN sendiri belum memberikan penjelasan apakah ia sudah dibohongi oleh orang yang disebut sebagai nara sumbernya itu atau CNN sudah dengan sengaja membuat wawancara telepon palsu dengan tujuan untuk menampilkan bahwa wajah Iran dengan kekerasan.

Sebelum ini, media Inggris BBC juga memuat foto hasil rekayasa pelaksanaan kampanye pemilu presiden di Iran. Seorang blogger berhasil membongkar kebohongan BBC yang menggunakan foto kampanye Ahmadinejad dengan massa yang jumlahnya banyak (http://whatreallyhappened.com/IMAGES/iran_protest_rally_lie1.jpg).

Foto itu dipotong sedemikian rupa (foto hasil rekayasa: http://whatreallyhappened.com/IMAGES/iran_protest_rally_lie2.jpg) dan diberi keterangan foto seolah-olah massa yang banyak itu adalah massa Mir Mousavi. Blogger tersebut memuat pemalsuan foto yang dilakukan BBC di situs http://whatreallyhappened.com/WRHARTICLES/iranprop.php

Setelah kebohongannya terbongkar, BBC memuat ralat foto tersebut yang dipasang di bagian paling bawah berita utama. (lihat di http://news.bbc.co.uk/2/hi/middle_east/8104362.stm)

Sebelum pelaksanaan pemilu, BBC berbahasa Farsi dalam siarannya berusaha menggembosi pelaksanaan pemilu di Iran dengan memprovokasi rakyat Iran agar tidak datang ke tempat-tempat pemungutan suara. Dalam sebuah siaran yang provokatif, seorang presenter BBC bahkan mengatakan, “Dari pada pergi ke TPS, lebih baik anda berkumpul di rumah menikmati Qormeh Sabzi, atau pergi berlibur”. BBC juga berulangkali melakukan agitasi dengan menyebutkan bahwa telah terjadi kecurangan dalam pemilu dan menyebut aksi massa di Iran sebagai cikal bakal revolusi beludru seperti yang terjadi di Cekoslavakia.

Akibatnya, Iran mengusir wartawan BBC. Tindakan serupa dilakukan Iran terhadap stasiun televisi Al-Arabiya yang dianggap menyiarkan laporan yang tidak sesuai dengan fakta yang terjadi di lapangan.

Matthew Cassel, asistan editor di situs Electronic Intifada-situs independen yang berkomitmen dengan informasi-informasi tentang Palestina-dalam editorialnya, mengkritik cara media Barat meliput situasi terkini di Iran. Ia mengecam media Barat yang tidak independen dan bisa diperalat oleh pemerintahnya untuk membuat sebuah pemberitaan pada publik. Media di negara-negara Barat, yang mengklaim menghormati kebebasan press, kerap membuat pemberitan sesuai pesanan dan selera pemerintahan negara asal media bersangkutan. (ln/prtv/irib/bbc/EI)

Gelora Bung Karno Sudah Digadaikan

Calon wakil presiden Prabowo Subianto di hadapan simpatisan atau kader Mega-Pro di Desa Bunder, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Rabu (24/6), mengaku prihatin dengan pemerintahan sekarang ini. Banyak sekali aset negara yang tergadaikan dan dijual ke pihak asing.

Dalam orasinya, Prabowo membuka borok pemerintahan yang dipimpin SBY-JK bahwa Gelora Bung Karno telah digadaikan ke pihak Qatar seharga Rp 25,9 triliun.

"Banyak yang tidak tahu kalau Gelora Bung Karno telah digadaikan dalam bentuk surat berharga berbasis syariah atau suku ritel. Ini kan sudah enggak bener," kata mantan Danjen Kopassus itu.

Kondisi ini sangat memprihatinkan, imbuh Prabowo, di kala Indonesia sedang berjuang menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022.

Soal penggadaian GBK itu, kata Prabowo, terkuak dari data Direktorat Pembiayaan Syariah Depkeu. "Nanti jangan-jangan Monas digadaikan juga," ujar Prabowo disambut tepuk tangan ratusan pendukungnya.

Penjaminan aset negara itu disebabkan pemerintah mengalami defisit anggaran yang serius akibat kian besarnya cicilan utang luar negeri yang harus dibayar. Jika investasi yang dijaminkan itu tidak mampu dikembalikan, maka saat piala dunia nanti Gelora Bung Karno akan jadi milik Qatar.

"Apakah kita akan memilih pemerintahan yang tidak pro rakyat, bahkan BUMN juga mau dijual," sindir Prabowo.(kompas.com)

NASA Luncurkan Satelit Pencari Air ke Bulan

WASHINGTON, KOMPAS.com — NASA meluncurkan dua satelit penelitian ke antariksa, Kamis (18/6), dalam langkah pertama perjalanan panjang untuk mengembalikan manusia ke Bulan pada 2020.Dua misi Lunar Reconnaissance Orbiter (LRO) dan LCROSS diluncurkan dengan menggunakan roket Atlas V dari Pusat Antariksa Kennedy, Florida, dalam misi penelitian bersejarah ke Bulan guna mencari sumber air dan tempat pendaratan bagi satelit Bumi.Cuaca buruk menunda peluncuran tersebut selama 20 menit, sebelum para pejabat dari Badan Antariksa AS memberi lampu hijau bagi peluncuran misi itu.
Badan Antariksa AS, yang berharap dapat mengirim astronot ke satelit alam Bumi paling lambat 2020 untuk kunjungan pertama sejak 1972, mengumumkan bahwa badan tersebut berada pada jalur untuk meluncurkan misi LRO dan LCROSS dengan menggunakan roket Atlas V dari Pusat Antariksa Kennedy, Florida.

Sehari setelah menangguhkan peluncuran pesawat ulang-alik Endeavour untuk kedua kali dalam satu pekan akibat kebocoran bahan bakar hidrogen, NASA menyatakan, lembaga itu menyiapkan tiga jendela pada pukul 17.12 waktu setempat (Jumat, 04.00 WIB), pukul 17.22 waktu setempat (Jumat, 04.22 WIB) dan pukul 17.32 waktu setempat (Jumat, 04.32 WIB). Jika tak ada yang berhasil, para pejabat telah memaraf tiga peluang lagi pada Jumat malam.

Misi tersebut adalah langkah pertama dalam perjalanan panjang guna melakukan eksplorasi lebih lanjut mengenai sistem matahari ke planet, Mars dan lebih jauh lagi. "Misi robot itu akan memberi kami keterangan yang kami perlukan guna membuat keputusan mengenai kehadiran manusia pada masa depan di bulan," kata Manajer Program Todd May kepada wartawan awal pekan ini.

Satelit Pengindera dan Pengamatan Kawah Bulan (LCROSS) secara khusus akan menjadi upaya paling spektakuler NASA selama bertahun-tahun. Untuk mencari es air di Bulan—komponen paling penting bagi rencana penempatan koloni manusia di Bulan—penyelidikan tersebut akan menganalisis data dari Bulan setelah roket Centaur, yang terpisah, jatuh di kawah gelap yang selamanya, di bagian gelap Bulan yang tak pernah terkena sinar Matahari.

Setelah meneliti benda bulan, satelit peneliti Kamikaze akan mengikuti langkah roket itu dengan menjatuhkan dirinya di Bulan dengan kecepatan rata-rata 2,5 kilometer per detik. Secara keseluruhan, NASA menyatakan, kedua misi itu akan menggali sebanyak 500 ton meter benda bulan dan mulai mencari tanda kemungkinan sumber air yang telah lama membeku dan mengkaji susunan mineral yang tak pernah disaksikan di dunia.

Adapun LRO diharapkan dapat memajukan dasar pengetahuan upaya antariksa melalui keberadaan selama satu tahun di orbit sekitar 50 kilometer yang merupakan jarak paling dekat setiap pesawat antariksa pernah terus-menerus mengorbit di bulan.

Misi LRO sebesar 500 juta dollar AS dirancang untuk memberi NASA peta mengenai ketepatan yang tak pernah terjadi sebelumnya, yang akan penting dalam memetakan tempat yang mungkin bagi pendaratan.

8 Bulan Diculik Taliban, Reporter New York Times Kabur

Pakistan - Reporter harian New York Times David Rohde berhasil kabur setelah diculik kelompok Taliban. Rohde disekap sejak November 2008 lalu di daerah pegunungan Afghanistan dan Pakistan.

Seperti diberitakan AFP, Minggu (21/6/2009), Rohde berhasil kabur bersama seorang reporter lokal, Tahir Ludin. Keduanya menyusuri tembok luar markas Taliban sebelum akhirnya melarikan diri.

Rohde dan Ludin kemudian bertemu dengan tentara Pakistan pada Jumat 19 Juni malam. Akhirnya mereka dibawa ke markas tentara AS di Bagram, Afghanistan.

Kondisi Rohde saat ini dilaporkan dalam keadaan sehat. Sedangkan Ludin mengalami cedera kaki dalam upaya pelarian.

Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton menyambut positif kaburnya Rohde. Ia pun mengucapkan terima kasih pada pemerintah Pakistan dan Afghanistan yang telah membantu upaya pelarian ini.

"Saya sangat mengapresiasi hal ini," kata Hillary.

Kasus penculikan wartawan marak di Pakistan sejak tahun 2002. Terakhir, wartawan Wall Street Journal Daniel Pearl, dibunuh oleh kelompok garis keras Islam

Mahmoud Ahmadinejad vs Susilo Bambang Yudhoyono

Mahmoud Ahmadinejad vs Susilo Bambang Yudhoyono Siapa yang lebih keren menurut anda… klau menurut saya sich Pak SBY kalah telak dari Ahmadinejad. Bayangin aja gimana terkejutnya dunia dengan kehadiran seorang Mahmoud Ahmadinejad. Iran Menjadi negara yang cukup ditakuti oleh USA… trus Ahmadinejad berani dengan lantang menentang Amerika… lalu bagimana dengan pak SBY??? Dan satu sisi iran saat ini sains nya lebih maju dah maen nuklir segala… bayangin aja indonesia masih sibuk dengan lumpur Lapindo…. :mrgreen:

Nah ada satu hal yang menarik Ahmadinejad kembali terpilih jadi Presiden Iran dengan menang telak atas Mirhossein Mousavi 62,6 % jum’at lalu. Gimana keren g’ tuhh.. dan menurut Hasil Survei dari berbagai lembaga katanya Pak SBY bakal menang satu putaran karena Unggul 70% sekian sekian… g’ sabar juga sich nunggu sebulan lagi… coz klau pak SBY menang berarti dia bisa ngimbangi Mr Ahmadinejad dong

Jadi menurut Sahabat Blogger siapa yang lebih baik antara Mahmoud Ahmadinejad vs Susilo Bambang Yudhoyono??? Klau saya sich.. mohon maaf banget pak sby.. dengan berat hati milih Mahmoud Ahmadinejad karena gimana githu… salut aja lihat ketegasannya…

Sementara Susilo Bambang Yudhoyono cuma bisa menerima apapun yang dituduh kan oleh luar negeri terhadap indonesia termasuk dampak pemanasan global, sementara sobat blogger kan tahu, USA adalah yang paling senang berperang, apakah itu tidak berdampak terhadap terjadinya pemanasan global, lalu apa gunanya presiden kalau tidak bisa mensuarakan suara rakyat.

Ah,....sudah lah nanti di anggap plecehan oleh tim sukses nya SBY, bisa - bisa saya di hukum lagi. Maklum lah kebebasan berpendapat di Indonesia kan cuma topeng doang.

Ternyata Pahlawan Kita Seorang Pembunuh "benarkah atau konsfirasi"


Palembang kembali gempar. Beberapa waktu lalu, warga Palembang digemparkan kasus dugaan korupsi terhadap Kemas Yahya Rahman dan Irawady Joenoes. Kini giliran Antasari Azhar yang membuat wong Palembang bingung lantaran diduga sebagai otak pembunuhan terhadap pengusaha Nasrudin Zulkarnaen.

“Ngapo jadi pecak ini galo pejabat dari kito nih (Kenapa jadi seperti ini semua pejabat dari kita (Palembang) nih)? Ada yang salah dari kita nih,” kata Saparuddin (43), warga Sei-Lais, Palembang, kepada detikcom, menanggapi berita atau kabar mengenai kasus yang menimpa Antasari Azhar, Sabtu (02/05/2009).

“Seharusnya kalau sudah jadi pejabat, ya, hati-hati. Meskipun itu tidak
benar, ya, sedikit menjaga emosi, sebab ka nada SMS itu sehingga wong
jadi curiga,” kata Saparuddin.

Kegemparan juga di kawasan Jalan Bendungan Sekip Palembang dan sekitarnya. Rumah orangtua Antasari, dan tempat tinggal masa kecil dan remajanya Antasari. Para tetangganya, umumnya tidak percaya, Antasari terlibat dalam kasus pembunuhan berencana.

Sejak semalam (01/05/2009), rumah milik Azhar Hamid, ayah Antasari Azhari di Jalan Bendungan RT 11 Nomor 56, Palembang, tampak sepi. Adik
Antasari, yang biasa disapa Elan--penunggu rumah itu--sedang tidak berada di rumah bercat kuning itu.

Menurut seorang warga, informasi soal kasus Antasari semalam sudah menyebar cepat di kawasan Sekip. “Kami tidak percaya jika beliau terlibat. Dia orang baik, tenang. Tidak mungkin sampai bertindak membuat orang lain mati,” kata Didi.

Menurut Didi, warga di sekitar Sekip Bendungan sangat mengenal Antasari. Dia itu orangnya lembut dan penyayang. “Jadi kami sangat yakin kalau beliau tidak terlibat dalam kasus itu,” katanya.

Sementara Dekan Fakultas Hukum Unsri, Prof Amzulian Rivai SH LLM PhD, kepada pers, mengatakan prihatin atas kasus Antasari Azhar yang kini menjabat Ketua KPK. Amzulian meminta semua pihak mengedepankan prinsip azas praduga tak bersalah dalam kasus ini.

“Terus terang kita menyatakan prihatin atas kondisi ini. Beliau (Antasari Azhar sebagai Ketua KPK) selama ini menjadi harapan seluruh bangsa Indonesia (dalam pemberantasa korupsi). Apa yang dilakukan selama ini, menjadi catatan prestasi yang membanggakan bagi bangsa ini,” kata Amzulian.

JOKO SUSILO PENIPU ULUNG

"Joko Susilo Penipu Ulung" inilah tulisan yang pernah saya baca beberapa hari yang lalu di salah satu blog yang entah milik siapa dan kenapa dia menulisnya. Disini saya tidak berniat turut campur dalam persoalan antara pemilik blog tersebut dengan Joko Susilo. Kalau menurut saya pemilik blog tersebut pernah kecewa sewaktu membeli "SMUO" milik mas Joko Susilo. Karena dalam beberapa tulisan yang masih teringat di kepala saya, dia mengatakan " joko susilo penipu ulung yang hanya bisa menjual produk - produk sampah yang tidak ada manfaatnya sama sekali ", jadi hampir bisa di pastikan dia kecewa karena membeli SMUO tapi tidak bisa mendapatkan uang dari SMUO tersebut. Jadi inilah mungkin yang memicu dia untuk menghujat Joko Susilo sebagai seorang penipu ulung.

Sobat netter, terlepas dari persoalan mereka, saya hanya ingin menjelaskan bahwa sebenarnya Joko Susilo itu bukanlah seorang penipu, namun kenyataannya banyak member yang merasa tertipu, hal ini sangat berbeda dengan "Joko Susilo Seorang Penipu". Kenapa saya membela mas Joko. Padahal sampai saat ini saya belum pernah membeli produk SMUO, hal ini bukan berarti saya mengatakan SMUO tidak bagus. Namun saya sudah memiliki " Rahasia Marketing Online " dari teman saya Alief Setiawan. Karena saya berprinsip " tidak akan bisa kita menangkap dua kelinci sekaligus " makanya saya memutuskan hanya mempelajari " Rahasia Marketing Online " setelah saya kuasai betul - betul baru saya akan mencoba yang lain.

Seperti blog sederhana yang anda baca sekarang ini, sudah mengisi rekenig bank saya antara 300 rb s/d 500rb per minggu. Jadi sebenarnya cari uang itu mudah asal tahu caranya dan mau belajar.

Jadi sebagai masukan buat para sobat netter yang pemula seperti saya , mulai sekarang kalau anda ingin menguasai bisnis online belajar lah dari salah satu guru yang menurut anda bagus dan sesuai dengan karakter anda. Kalau gurunya terlalu banyak dan ebook nya juga banyak, nanti kita bingung sendiri dan tidak maksimal. Kalau terlalu banyak yang mengatakan si A "penipu" si B juga demikian, hal ini akan menjadikan para calon - calon pebisnis online di Indonesia menjadi ketakutan untuk memulai bisnis online.

Oh...ya sobat, kalau tertarik dengan " Rahasia Marketing Online" silakan klik disini




KPU dan Panwaslu Batubara Diminta: Tindaklanjuti Dugaan Kecurangan Pemilu di Tanjung Tiram

Batubara, (Analisa)

KPU dan Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kabupaten Batubara diminta menindaklanjuti dugaan kecurangan yang terjadi di sejumlah TPS di Kecamatan Tanjung Tiram, sehingga menguntungkan caleg ter-tentu dan merugikan caleg yang lain.

"Kita minta KPU dan Panwaslu menindaklanjuti kecurangan yang diduga telah terjadi dalam proses penghitungan suara di sejumlah TPS di Kecamatan Tanjung Tiram. Ini tidak bisa didiamkan dan harus diproses secara hukum," ujar Ketua DPD Partai Amanat Nasional (PAN) Kabupaten Batubara, Yahdi Choir, Kamis (23/4).

Didampingi Wakil Ketua DPD PAN Batubara, Amran, SH ia menduga telah terjadi pratek kecurangan dalam proses peng-hitungan suara pemilu legislatif di Kecamatan Tanjung Tiram dengan cara menggelembungkan perolehan suara salah seorang caleg yang merugikan caleg PAN.

"Setidaknya dugaan praktek penggelembungan suara itu telah terjadi di TPS 9, TPS 12, TPS 13 dan TPS 16 di Kecamatan Tan-jung Tiram dan merugikan caleg dari partai kami. Kami minta KPU dan Panwaslu menindaklanjuti masalah ini," tegasnya.

Dijelaskannya, berdasarkan perhitungan awal caleg PAN atas nama Chairul Bariah memperoleh 2.243 suara dan perolehan suara caleg PBR atas nama Sakroni 2.137 suara. Namun pada proses penghitungan selanjutnya di tingkat PPK perolehan suara caleg PBR tersebut lebih tinggi dibanding perolehan suara caleg PAN.

DPD PAN Kabupaten Batubara meminta KPU dan Panwaslu Batubara menindaklanjuti temuan tersebut dan meneruskannya ke pihak kepolisian. DPD PAN Batubara sendiri bertekad memperkarakan dugaan penggelembungan suara tersebut sampai ke Mahkamah Konstuitusi (MK).

"Kita juga minta agar dilakukan proses penghitungan suara ulang dengan membuka kotak suara di empat TPS itu, apalagi banyak sekali formulir C2 (plano) yang hilang. Kita berharap pihak penyidik memerintahkan kotak suara dibuka untuk mendapatkan bukti kongkrit atas dugaan praktek peng-gelembungan suara tersebut," ujar Yahdi Choir.

Ribuan massa PAN Batubara, hingga sore kemarin masih mendatangi Kantor PPK Kecamatan Tanjung Tiram di Jalan Rakyat dan menyampaikan ke-tidakpuasan mereka terhadap proses penghitungan suara Pemilu di daerah itu.

Sementara itu Ketua DPP Partai Bintang Reformasi(PBR) Raden Muhammad Syafii ketika dikonfirmasi wartawan terkait dugaan penggelebungan suara yang diduga dilakukan Caleg dari PBR di Batubata mengatakan, terhadap partai maupun para Caleg yang merasa dirugikan silahkan saja menempuh jalur hukum sejauh hal itu memiliki bukti-bukti yang kuat. “Hukum harus ditegakkan. Siapapun yang bersalah harus ditindak sesuai dengan aturan yang berlaku.

Seputar Melayu Pesisir Sumatera Timur

Kesultanan Serdang Bedagai

Serdang Bedagai merupakan sebuah kerajaan bercorak Islam. Kesultanan ini terletak di Kabupaten Serdang Bedagai, atau yang biasa disingkat ‘Sergai’, di Provinsi Sumatra Utara, Indonesia. Nama Serdang Bedagai diambil dari dua kesultanan yang pernah memerintah di wilayah tersebut, yakni Kesultanan Serdang dan Padang Bedagai.

Kesultanan Serdang dimulai ketika terjadi perebutan tahta Kesultanan Deli setelah Tuanku Panglima Paderap (pendiri Kesultanan Deli) mangkat pada tahun 1723 M. Tuanku Gandar Wahid sebagai anak kedua Tuanku Panglima Paderap mengambil alih tahta dengan tidak mempedulikan abangnya Tuanku Jalaludin dan adiknya Tuanku Umar Johan. Dalam kondisi seperti ini, Tuanku Jalaludin tidak bisa berbuat banyak karena ketidaksempurnaan pada fisiknya. Sementara, Tuanku Umar Johan justru terpaksa mengungsi ke wilayah Serdang karena tidak tahan dengan perlakuan Tuanku Gandar Wahid yang semena-mena.

Melihat hal itu, beberapa petinggi wilayah Serdang, yakni Datuk Sunggal Serbanyaman, Raja Urung Sinembah, Raja Ulung Tanjong Morawa, dan Kejuruan Lumu sebagai wakil Aceh mau tidak mau menabalkan (menobatkan) Tuanku Umar Johan Pahlawan Alam Shah Kejuruan Junjungan atau sering kita kenal sebagai Raja Osman sebagai Sultan Serdang pertama pada tahun 1728. Wilayah kekuasaan kesultanan ini berpusat di Kampung Besar tempat di mana ibunya, Tuanku Ampunan Sampali tinggal.

Dalam perkembangannya, Tuanku Umar akhirnya tewas saat pasukan dari Kerajaan Siak ingin menaklukan kerajaan-kerajaan Melayu di pesisir Sumatra Timur pada tahun 1782 dan dimakamkan di tengah-tengah perkebunan Sampali. Kesultanan Serdang kemudian dilanjutkan oleh sang putra, Tuanku Ainan Johan Alam Shah. Sedangkan adiknya, Tuanku Sabjana, ditempatkan sebagai Raja Muda di Kampung Kelambir yang terletak di pinggir Sungai Tuan.

Di bawah kepemimpinan Tuanku Ainan, Kesultanan Serdang mengalami perkembangan yang cukup pesat. Beliau memproyeksikan perluasan wilayah kesultanan dengan melebarkan wilayah kekuasaannya hingga ke Percut dan Serdang Hulu. Beliau memiliki beberapa anak setelah memperistri putri dari Raja Perbaungan, yakni Tuanku Sri Alam. Dan, setelah anak-anak Tuanku Ainan dewasa, mereka membuka dan memimpin perkampungan-perkampungan baru di wilayah Tuanku Ainan. Melihat pengaruh Tuanku Ainan yang sedemikian besar, Kesultanan Siak memberi gelar ”Sultan” pada Tuanku Ainan di tahun 1814.

Pada tahun 1817, Tuanku Ainan mangkat dan diganti oleh putra keduanya, Tengku Sinar karena putra pertamanya Tengku Zainal Abidin tewas dalam pertempuran di Kampung Punggai. Tengku Sinar dinobatkan sebagai raja di Kampung Punggai dan kemudian diberi gelar Paduka Sri Sultan Thaf Sinar Bashar Shah. Pada zaman inilah Kesultanan Serdang mengalami kejayaan. Kejayaan itu diperoleh melalui perdagangan dan penerapan sistem pemerintahan yang adil.

Dalam bidang ekonomi, tercatat kesultanan ini melakukan perjanjian dagang dengan Inggris pada tahun 1823. Tercatat ekspor ketika itu berjumlah 8.000 pikul terdiri lada, tembakau, kacang putih, emas, dan kapur barus. Sedangkan Inggris memasok kain-kain buatan Eropa ke Serdang. Seiring dengan menguatnya Kesultanan Serdang secara ekonomi, wilayah kekuasan mulai meluas dari Percut, Padang Bedagai, Sinembah, Batak Timur sampai ke Negeri Dolok. Sultan Serdang keempat adalah Tengku Muhammad Basyaruddin yang kemudian bergelar Paduka Sri Sultan M. Basyarauddin Syaiful Alam Shah. Ia ditabalkan di tahun 1850 sesaat setelah ayahandanya mangkat. Basyaruddin merupakan putra keempat Tuanku Ainan. Selama pemerintahannya, Kesultanan Serdang melebarkan wilayah jajahannya hingga ke Batubara (Lima Laras), seluruh Senembah dan menembus kawasan Karo dan Batak Timur.

Memasuki masa kolonial, dan ketika itu pengaruh Belanda semakin kuat, Sultan Basyarudiin dengan tegas memihak pada Kesultanan Aceh untuk melakukan perlawanan. Hal ini membuat ia diberi mandat sebagai Wajir (kuasa) Sultan Aceh dengan wilayah kewajirannya meliputi Langkat hingga Asahan. Sebagai wajir, ia menghadapi kedatangan ekspedisi Belanda yang dipimpin Netscher pada tahun 1862. Di sisi lain, Sultan Basyaruddin berusaha menjaga perdamaian dengan Kesultanan Deli yang memiliki hubungan akrab dengan Belanda. Kala itu, peperangan dengan Kesultanan Deli sempat pecah ketika Serdang merebut kembali wilayah Denai. Demikian juga ketika Kesultanan Aceh mengirim 200 kapal perang untuk menyerang Kesultanan Deli dan Kesultanan Langkat, Sultan Basyaruddin turut membantu.

Dalam melawan Belanda, Sultan Basyaruddin didukung oleh para raja dan orang-orang besar jajahannya seperti raja Kampung Kelambir: Raja Muda Pangeran Muda Sri Diraja M Takir, Wajir Bedagai: Datuk Putera Raja Negeri Serdang Ahmad Yudha, Wajir Senembah: Kejuruan Seri Diraja Sutan Saidi. Melihat perlawanan yang begitu kuat, akhirnya pada Agustus 1865 Belanda menurunkan ribuan pasukannya di Batubara dan Tanjung Balai. Penyerangan ini diberi sandi Ekspedisi Militer melawan Serdang dan Asahan. Pada 30 September 1865, pasukan Belanda sampai di Serdang dan langsung mengejar Sultan Basyaruddin yang bertahan di pedalaman, hingga akhirnya perlawanan tersebut dipatahkan pada 3 Oktober 1865 dan Sultan Basyaruddin ditawan Belanda. Belanda kemudian merampas tanah-tanah jajahan Serdang seperti Padang, Bedagai, Percut dan Denai. Pada 20 Desember 1879, Sultan Basyaruddin mangkat di Istana Bogak, Rantau Panjang dan dimakamkan di dekat Stasiun Araskabu.

Kesultanan Serdang kemudian diteruskan oleh Tengku Sulaiman yang saat itu masih dibawah umur, 13 tahun. Ia ditabalkan menjadi Paduka Sri Sultan Tuanku Sulaiman Syariful Alam Shah. Untuk menghindari kekosongan kekuasaan, pamannya Tengku Mustafa bergelar Raja Muda Sri Maharaja diangkat sebagai Wali Sultan. Penabalan ini dilaksanakan di Istana Tanjung Puteri, Bogak, Rantau Panjang. Pengangkatan ini tidak serta merta diakui oleh Residen Belanda. Mereka memberi 3 syarat jika Sultan Sulaiman ingin diakui yakni: (1) Serdang tidak menuntut daerah-daerah yang telah dirampas Belanda, (2) penetapan tapal batas antara Deli dan Serdang, serta (3) Sultan harus tunduk pada kekuasaan Belanda. Sultan Sulaiman bergeming dan tidak mengindahkan tiga persyaratan dari Belanda. Pada tahun 1882, Belanda memaksa agar sebagian wilayah Senembah diserahkan kepada Deli dengan imbalan Deli akan menyerahkan kembali Negeri Denai. Sultan Sulaiman baru diakui pada tahun 1887 walau ia tetap tidak setuju atas tapal batas dengan Deli yang ditentukan Belanda.

Tahun 1891 Kontrolir Belanda, Douwes Dekker memindahkan ibukota Kesultanan Serdang ke Lubuk Pakam karena Rantau Panjang selalu mengalami banjir. Namun, Sultan Sulaiman tidak mau. Ia yang telah membangun Istana Kota Galuh dan Masjid Sulaimaniyah di Persimpangan Tiga Perbaungan pada tahun 1886 justru pindah ke istana tersebut. Daerah-daerah taklukan Serdang yang dikuasai Belanda dijadikan perkebunan seperti di Denai, Bedagai, Senembah, dan Percut. Seluruh perkebunan ini mengikat kontrak dengan Sultan Deli. Walau diakui, kekuasaan sultan pelan-pelan dibatasi Belanda. Bahkan, ketika Sultan Serdang pulang dari pertemuan dengan Kaisar Jepang Tenno Heika Meiji Mutshuhito di Jepang, tapal batas dengan Bedagai telah diperkecil Belanda. Belanda juga menghapus jabatan-jabatan penting kesultanan setelah penyandangnya meninggal dunia.

Di bawah pimpinan Sultan Sulaiman, kesultanan Serdang membangun 2.000 bahu lahan persawahan lengkap dengan irigasinya. Kemudian di tahun 1903 didatangkan transmigran masyarakat Banjar untuk mengolahnya. Sultan juga membuka pabrik belacan dan sabun di Pantai Labu serta membuka perkebunan tembakau di Kuala Bali. Bank Batak dibangun Sultan di Bangun Purba sebagai penunjang roda perekonomian di Serdang. Di bidang pendidikan, Sultan mendirikan sekolah Syairussulaiman di Perbaungan. Dalam buku Kronik Mahkota Kesultanan Serdang yang ditulis Tuanku Luckman Sinar Basarsyah, Sultan Sulaiman digambarkan orang yang anti Belanda. Misalnya Sultan Sulaiman adalah orang yang memperjuangkan agar rakyat yang tinggal di sekitar perkebunan tembakau. Untuk memastikannya ia membuat kodefikasi tentang Hak Adat Rakyat Penunggu di tahun 1922 di mana hak ini membenarkan siapa saja yang memenuhi syarat untuk memperoleh hak jaluran. Sultan Sulaiman juga dikenal akrab dengan kesenian dan kebudayaan. Ia mendirikan teater ”Indera Ratu” yang membawakan cerita-cerita Melayu, India, dan Barat. Sekali setahun teater ini menggelar pertunjukan ke berbagai pelosok Serdang untuk menghibur rakyat secara gratis. Sultan juga menghidupkan teater tradisional ”Makyong” dan wayang kulit Jawa yang dihadiahkan oleh Sultan Hamengkubowono VIII. Biasanya kesenian ini digelar pada tiap hari raya di depan Istana Perbaungan.

Saat perang dunia kedua, ketika Jepang masuk Serdang melalui Pantai Perupuk Tanjung Tiram, pasukan ini terkejut tatkala masuk ke istana menemukan gambar Tenno Heika Meiji tergantung di dinding istana. Sejak itu, hubungan Sultan Sulaiman dengan tentara pendudukan Jepang terjalin baik. Bahkan, Sultan diberikan mobil dengan plat no. 1. Selain itu, Jepang juga berjanji tidak akan mengambil pekerja paksa dari Serdang dengan syarat Serdang harus menyuplai beras ke markas-markas Jepang.

Kendati dapat berdamai dengan Jepang, Sultan Sulaiman segera mengibarkan bendera merah putih ketika mendengar Proklamasi 17 Agustus 1945 melalui Gubernur Sumatera Timur ketika itu, TM Hassan. Sultan kemudian mengirimkan sebuah telegram kepada Presiden Soekarno dan menyatakan kesultanan Serdang serta seluruh daerah taklukannya mengakui kekuasaan pemerintah Republik Indonesia dan karenanya, dengan segala kekuatan akan mendukung Republik Indonesia.

Ketika masa pemerintahan Republik Indonesia Serikat (RIS), keadaan Sumatera Timur mengalami pergolakan yang dilakukan oleh rakyat secara spontan menuntut agar Negara Sumatera Timur (NST) yang dianggap sebagai prakarsa Van Mook (Belanda) dibubarkan dan wilayah Sumatera Timur kembali masuk negara Republik Indonesia.

Negara-negara bagian dan daerah-daerah istimewa lain di Indonesia kemudian bergabung dengan Negara Republik Indonesia (NRI), sedangkan Negara Indonesia Timur (NIT) dan Negara Sumatera Timur tidak bersedia. Akhirnya pemerintah NRI meminta kepada Republik Indonesia Serikat untuk mencari kata sepakat dan mendapat mandat penuh dari NST dan NIT untuk bermusyawarah dengan NRI tentang pembentukan Negara Kesatuan dengan hasil antara lain, UUDS Kesatuan yang berdasar dari UUD RIS diubah, sehingga sesuai dengan UUD 1945. Atas dasar itu, Kesultanan Serdang masuk dalam Kabupaten Deli Serdang. Karena Sumatera Timur dibagi atas 5 afdeling, salah satu di antaranya adalah Deli dan Serdang. Afdeling ini dipimpin oleh seorang Asisten Residen serta terbagi atas 4 (empat) onder Afdeling yaitu Beneden Deli beribukota di Medan, Bovan Deli beribukota di Pancur Batu, Serdang beribukota di Lubuk Pakam, Padang Bedagai beribukota di Tebing Tinggi dan masing-masing dipimpin oleh seorang kontrolir. Kini, memasuki tahun 2008 Serdang merupakan sebuah kabupaten yang terpisah dengan Deli.

(khidir Marsanto/ensi/07/01-09)

Politik Kabupaten Batubara

Pesta telah selesai, namun tanggung jawab takkan pernah usai, inilah kata - kata yang tepat untuk para calon anggota legislatif yang kemungkinan memenangkan pemilu 9 april 2009 kemarin.

Khusus untuk Kabupaten batubara, nampak nya hal ini sangat perlu di pertegas, karena para anggota DPR-D yang terpilih di Kabupaten Batubara, menunjukan seolah dia telah melalui seleksi tahap akhir, Ini bertanda di pikiran mereka , telah tidak ada lagi perjuangan. Pada hal mereka baru saja masuk kekancah perjuangan yang akan menentukan nasib masyarakat Kabupaten batubara. Bukan memperjuangkan isi perut mereka sendiri.

Saya selaku bagian dari masyarakat Kabupaten Batubara mengajak segenap lapisan masyarakat untuk sama - sama memberikan kontrol penuh terhadap wakil - wakil kita yang terpilih di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Ini bertujuan supaya para anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Yang terpilih tidak lepas kontrol dalam melaksanakan tugas pengabdiannya kepada masyarakat.

Sekali lagi saya tegaskan jangan pernah takut memperingati mereka. Karena mereka adalah wakil kita. Mereka harus mendengarkan aspirasi kita selaku masyarakat. Masyarakat Kabupaten Batubara secarah keseluruhan, sangat perpeluang menjadi bulan - bulanan para lembaga eksekutif dan legislatif serta lembaga hukum / Yudikatif. Hal ini berpotensi karena latar belakang pendidikan masyarakat kabupaten batubara secara keseluruhan sangat minus. Sekarang ini banyak sekali persekongkolan yang dilakukan oleh lembaga - lembaga pemerintah untuk memperdaya masyarakat.

Sekali lagi saya tegas kan dan menghimbau kepada seluruh masyarakat mari sama - sama kita ciptakan kontrolitas penuh terhadap kinerja pemerintah Kabupaten batubara.

Kepada Pemerintah kabupaten batubara dan Anggota DPR-D yang telah telah dititipkan kepercayaan oleh masyarakat, mohon menjaga kepercayaan tersebut. Hargai suara masyarakat Kabupaten Batubara.

Dan pengharapan saya , mudah - mudahan tulisan ini di baca oleh para birokrat yang berada di Kabupaten batubara.

by. jurnalis independen

Stress akibat PEMILU "rasain"

MEDAN-Kalah dalam pemilihan ternyata tak hanya berdampak pada Caleg itu sendiri. Tim Sukses (TS) Caleg pun bisa stres bahkan mengakhiri hidupnya. Itu dibuktikan Muhammad Iqbal (28), TS seorang Caleg yang kalah.

Lelaki yang menetap di Jalan Eka Surya, Gang Pribadi, Kelurahan Gedung Johor, Medan Johor ini nekat gantung diri di kediamannya, kemarin (10/4). Info dihimpun POSMETRO MEDAN, Iqbal stres usai Caleg jagoannya kalah ditambah istrinya, Netty br Gultom, yang kabur dari rumah karena tak tahan dengan tabiat Iqbal yang jarang pulang ke rumah selama musim kampanye kemarin.

Iqbal adalah TS seorang Caleg untuk DPRD Medan. Sejak dua bulan lalu dia aktif menjadi TS Caleg sebuah Parpol. Karena kesibukan sebelum dan saat kampanye. Lelaki dengan pekerjaan serabutan ini dikabarkan sering tak pulang ke rumah untuk ngurus kemenangan Caleg jagoannya. Karena itu, dia acap bertengkar dengan istrinya.

Puncaknya, Netty diam-diam meninggalkan rumah. Bahkan, dua anaknya ditinggalkannya bersama Iqbal. Sejak itulah Iqbal uring-uringan. Ia dilaporkan makin stress menyusul Caleg yang diusungnya kalah dalam pemilihan. Kemarin, Iqbal akhirnya bertindak nekat. Dia mengakhiri hidup dengan gantung diri di rumahnya.

Awalnya, jasad Iqbal ditemukan adiknya, Ade Wulansari. Ade mendapati tubuh kakaknya tergantung dengan seutas tali nilon di dapur rumahnya. Sebuah kursi tergeletak di sampingnya. Diperkirakan, Iqbal naik ke kursi lalu menendangnya untuk memuluskan aksi bunuh diri. Temuan itu sontak menggemparkan warga di sana. Ade berteriak histeris saat sejumlah warga berniat menunaikan Sholat Jumat.

Temuan itu kemudian dilaporkan ke Mapolsek Delitua. Polisi lalu turun ke TKP bersama tim identifikasi. Selain jasad Iqbal, ditemukan juga surat wasiat buat Netty, istri Iqbal. “Korban kecewa pada istrinya karena pergi begitu saja meninggalkannya dan anak-anaknya,” ungkap Iptu Aron Siahaan, Kasat Reskrim Polsek Delitua.

Menurut Iptu Aron, usai mendapat laporan, pihaknya langsung ke TKP dan menemukan sebuah surat wasiat yang berisikan pengakuan kekesalan Iqbal atas kepergian istrinya. “Dari keterangan adiknya sudah jelas kalau korban sangat frustasi dan kerap uring-uringan dengan kaburnya istrinya dengan meninggalkan 2 buah hati mereka. Soal indikasi lain tidak ada, korban tewas akibat bunuh diri,” tandas Aron.

Usai diidentifikasi, jenazah Iqbal yang semula akan dievakuasi ke RS Pirngadi Medan guna diautopsi akhirnya gagal karena pihak keluarga menolak. Mereka meyakini tidak ada unsur lain penyebab kematian Iqbal, selain bunuh diri. Akhirnya jenazah Iqbal disemayamkan di rumah duka. POSTMETRO

Ternyata selain Caleg, TS juga bisa nekad, sebenarnya ada apa dengan kasus politik di Indonesia? Ini lah akaibat TS yang berharap terlalu banyak kepada Caleg,

makanya jangan jadi TS, kalau nggak siap !

Hasil Sementara Pemilu 9 April 2009


Hasil penghitungan suara Pemilu 2009 sementara di TPS Kebagusan Jakarta menujukkan dominasi Partai Demokrat sebanyak 20.12%, di posisi kedua ada PDIP dengan suara 15.26%, Partai Golkar turun di posisi ketiga dengan suara 15.09%, posisi keempat PKS dengan 8.32%, dan PAN di posisi kelima dengan 6.35%.

Adapula penghitungan suara yang dinyatakan tidak resmi, dikarenakan ada yang mencontreng semua caleg. Kertas suara yang robek juga tidak dihitung. Hasil sementara ini masih akan terus berubah. Apapun hasilnya, mari kita laksanakan Pemilu 2009 secara damai, aman dan sentosa.

Sementara situs resmi tvOne yang menampilkan quick count data statistik hasil penghitungan sementara Pemilu 2009 hingga kini sulit diakses. Hal ini bisa disebabkan adanya lonjakan pengunjung yang mengakibatkan susahnya akses masuk ke situs tersebut. Nantikan update selanjutnya di wiskabara stay tune!

Budaya Melayu Batubara

Batubara,

Di zaman orde baru, " Batubara" yang berada dalam lingkungan kabupaten Asahan, sangat tekenal dengan kain tenunan songket "Songket Batubara" ( tenunan batubara ). Hal ini bisa dilihat dari hampir disetiap desa yang berada di kawasan batubara, remaja putrinya selalu bertenun kain. Pada saat itu Nilai jualnya sangat tinggi dan bisa menacapai pasar manca negara. Itu terjadi pada era tahun 1980 an. Pada waktu itu kaum ibu yang bepergian khususnya undangan pesta pernikahan menjadikan kain songket batubara menjadi semacam sarung khusus yang di pakai untuk undangan pesta. Seiring berjalannya waktu hal itu sudah memudar. Mereka lebih senang bepakaian dengan pakaian budaya lain. ( biar di katan modern ).

Setelah mekarnya kabupaten Batubara dan terpisah dari kabupaten Asahan, tahun 2007 silam. Hendaknya masyarakat kembali mencari jati dirinya yang hilang. salah satu nya dengan membangkit kan kembali budaya - budaya yang dulu pernah menjadi trend di kalangan masyrakat batubara. Hal ini tidak terlepas dari sejauh mana perhatian pemerintah daerah terhadap budaya melayu itu sendiri. Pemerintah punya peran penting dalam menggali unsur - unsur dasar yang di masyarakat kabupaten Batubara. namun masyarakat juga harus pro aktif melalui tokoh - tokoh masyarakat dalam mengembalikan jati diri budaya tersebut.

Saya sebagai putra batubara yang peduli dengan apa yang terjadi di batubara, sangat prihatin atas kondisi ini. Jangan sampai kita tidak bisa menjadi tuan rumah, di rumah kita sendiri. Perlu diketahui " modern bukanlah kita harus meninggalkan budaya, namun bagaimana menjadikan budaya kita agar mampu bersingkronisasi dengan kemajuan zaman dan technologi". Melayu yang Identik dengan Islam, harus lebih mengutamakan nuansa - nuansa islami dalam berinteraksi dengan kemajuan zaman.

Hal ini adalah tanggung jawab kita bersama sebagai masyarakat kabupaten batubara, dan tanggung jawab pemerintah sebagai penyelenggara daerah. Muda- mudahan Bupati kabupaten batubara yang sekarang sangat sensitif dan inovatif terhadap perkembangan budaya melayu kabupaten "Batubara"

nb: mohon masukkan dari pembaca ,lewat komentar anda

"Melayu Takkan Hilang Dibumi"

"Melayu takkan hilang di bumi" ini merupaka slogan yang sangat luar biasa. Saya sangat yakin slogan seperti ini tidak akan ada di miliki oleh suku atau etnis lain. Namun apakah semua ini cukup hanya jadi slogan saja. Inilah yang menjadi masalah nya, karena kita terlalu yakin dengan hal tersebut maka lambat laun melayu akan hilang dari peredaran etnis yang ada di bumi. Ini sudah dibuktikan oleh beberapa daerah yang masyarakat Pribumi nya adalah melayu, seperti Kota Medan misalnya, sekarang kalau anda bepergian keluar kota, Jakarta misalnya, begitu mengetahui anda berasal dari Medan orang akan bertanya" aha marga hamu lae" itu tanda nya diluar daerah Kota medan lebih dikenal dengan tapanuli, walaupun istana "Maimun" berdiri megah disana.

Jadi dalam hal ini yang di maksud mempertahan suku melayu tidak cukup hanya dengan berpakai melayu, punya istana melayu, atau hal - hal lain yang berbau melayu. Namun intinya adalah bagaimana memberdayakan masyarakat melayu itu sendiri, sehingga bisa berperanan penting dalam kehidupan sehari - hari, baik di masyarakat dan di pemerintahan. Saya mohon maaf, contoh diatas tidak hanya tejadi di kota Medan saja, tapi itu ter jadi di hampir semua yang daerah yang berpribumi melayu. Dan tidak ada maksud untuk mendeskredit salah satu suku, Pekanbaru misalnya, disana sangat sulit mencari orang melayu yang tidak bisa berbahasa "minang" hingga bahasa kesehariannya memakai bahasa minang.

Sebenarnya ada apa dengan suku melayu. ?

Disinilah dituntut peran serta pemerintah dalam melestarikan Budaya dan memberdayakan suku melayu sebagai salah satu suku terbesar di Indonesia. dari segi Kwantitas, namun sangat minor disegi kualitas. Hal ini di tulis sebagai bentuk kekhawatiran saya terhadap suku melayu, terutama di Kabupaten Batubara. Saya melihat Batubara karena memang saya putra Batubara dan tinggal di batubara.
lalu bagaiman menurut anda ?????
  • arsip batubara

Seputar Kisah Perjalanan Melayu Pesisir Sumatera Timur

Kesultanan Serdang Bedagai

Serdang Bedagai merupakan sebuah kerajaan bercorak Islam. Kesultanan ini terletak di Kabupaten Serdang Bedagai, atau yang biasa disingkat ‘Sergai’, di Provinsi Sumatra Utara, Indonesia. Nama Serdang Bedagai diambil dari dua kesultanan yang pernah memerintah di wilayah tersebut, yakni Kesultanan Serdang dan Padang Bedagai.

Kesultanan Serdang dimulai ketika terjadi perebutan tahta Kesultanan Deli setelah Tuanku Panglima Paderap (pendiri Kesultanan Deli) mangkat pada tahun 1723 M. Tuanku Gandar Wahid sebagai anak kedua Tuanku Panglima Paderap mengambil alih tahta dengan tidak mempedulikan abangnya Tuanku Jalaludin dan adiknya Tuanku Umar Johan. Dalam kondisi seperti ini, Tuanku Jalaludin tidak bisa berbuat banyak karena ketidaksempurnaan pada fisiknya. Sementara, Tuanku Umar Johan justru terpaksa mengungsi ke wilayah Serdang karena tidak tahan dengan perlakuan Tuanku Gandar Wahid yang semena-mena.

Melihat hal itu, beberapa petinggi wilayah Serdang, yakni Datuk Sunggal Serbanyaman, Raja Urung Sinembah, Raja Ulung Tanjong Morawa, dan Kejuruan Lumu sebagai wakil Aceh mau tidak mau menabalkan (menobatkan) Tuanku Umar Johan Pahlawan Alam Shah Kejuruan Junjungan atau sering kita kenal sebagai Raja Osman sebagai Sultan Serdang pertama pada tahun 1728. Wilayah kekuasaan kesultanan ini berpusat di Kampung Besar tempat di mana ibunya, Tuanku Ampunan Sampali tinggal.

Dalam perkembangannya, Tuanku Umar akhirnya tewas saat pasukan dari Kerajaan Siak ingin menaklukan kerajaan-kerajaan Melayu di pesisir Sumatra Timur pada tahun 1782 dan dimakamkan di tengah-tengah perkebunan Sampali. Kesultanan Serdang kemudian dilanjutkan oleh sang putra, Tuanku Ainan Johan Alam Shah. Sedangkan adiknya, Tuanku Sabjana, ditempatkan sebagai Raja Muda di Kampung Kelambir yang terletak di pinggir Sungai Tuan.

Di bawah kepemimpinan Tuanku Ainan, Kesultanan Serdang mengalami perkembangan yang cukup pesat. Beliau memproyeksikan perluasan wilayah kesultanan dengan melebarkan wilayah kekuasaannya hingga ke Percut dan Serdang Hulu. Beliau memiliki beberapa anak setelah memperistri putri dari Raja Perbaungan, yakni Tuanku Sri Alam. Dan, setelah anak-anak Tuanku Ainan dewasa, mereka membuka dan memimpin perkampungan-perkampungan baru di wilayah Tuanku Ainan. Melihat pengaruh Tuanku Ainan yang sedemikian besar, Kesultanan Siak memberi gelar ”Sultan” pada Tuanku Ainan di tahun 1814.

Pada tahun 1817, Tuanku Ainan mangkat dan diganti oleh putra keduanya, Tengku Sinar karena putra pertamanya Tengku Zainal Abidin tewas dalam pertempuran di Kampung Punggai. Tengku Sinar dinobatkan sebagai raja di Kampung Punggai dan kemudian diberi gelar Paduka Sri Sultan Thaf Sinar Bashar Shah. Pada zaman inilah Kesultanan Serdang mengalami kejayaan. Kejayaan itu diperoleh melalui perdagangan dan penerapan sistem pemerintahan yang adil.

Dalam bidang ekonomi, tercatat kesultanan ini melakukan perjanjian dagang dengan Inggris pada tahun 1823. Tercatat ekspor ketika itu berjumlah 8.000 pikul terdiri lada, tembakau, kacang putih, emas, dan kapur barus. Sedangkan Inggris memasok kain-kain buatan Eropa ke Serdang. Seiring dengan menguatnya Kesultanan Serdang secara ekonomi, wilayah kekuasan mulai meluas dari Percut, Padang Bedagai, Sinembah, Batak Timur sampai ke Negeri Dolok. Sultan Serdang keempat adalah Tengku Muhammad Basyaruddin yang kemudian bergelar Paduka Sri Sultan M. Basyarauddin Syaiful Alam Shah. Ia ditabalkan di tahun 1850 sesaat setelah ayahandanya mangkat. Basyaruddin merupakan putra keempat Tuanku Ainan. Selama pemerintahannya, Kesultanan Serdang melebarkan wilayah jajahannya hingga ke Batubara (Lima Laras), seluruh Senembah dan menembus kawasan Karo dan Batak Timur.

Memasuki masa kolonial, dan ketika itu pengaruh Belanda semakin kuat, Sultan Basyarudiin dengan tegas memihak pada Kesultanan Aceh untuk melakukan perlawanan. Hal ini membuat ia diberi mandat sebagai Wajir (kuasa) Sultan Aceh dengan wilayah kewajirannya meliputi Langkat hingga Asahan. Sebagai wajir, ia menghadapi kedatangan ekspedisi Belanda yang dipimpin Netscher pada tahun 1862. Di sisi lain, Sultan Basyaruddin berusaha menjaga perdamaian dengan Kesultanan Deli yang memiliki hubungan akrab dengan Belanda. Kala itu, peperangan dengan Kesultanan Deli sempat pecah ketika Serdang merebut kembali wilayah Denai. Demikian juga ketika Kesultanan Aceh mengirim 200 kapal perang untuk menyerang Kesultanan Deli dan Kesultanan Langkat, Sultan Basyaruddin turut membantu.

Dalam melawan Belanda, Sultan Basyaruddin didukung oleh para raja dan orang-orang besar jajahannya seperti raja Kampung Kelambir: Raja Muda Pangeran Muda Sri Diraja M Takir, Wajir Bedagai: Datuk Putera Raja Negeri Serdang Ahmad Yudha, Wajir Senembah: Kejuruan Seri Diraja Sutan Saidi. Melihat perlawanan yang begitu kuat, akhirnya pada Agustus 1865 Belanda menurunkan ribuan pasukannya di Batubara dan Tanjung Balai. Penyerangan ini diberi sandi Ekspedisi Militer melawan Serdang dan Asahan. Pada 30 September 1865, pasukan Belanda sampai di Serdang dan langsung mengejar Sultan Basyaruddin yang bertahan di pedalaman, hingga akhirnya perlawanan tersebut dipatahkan pada 3 Oktober 1865 dan Sultan Basyaruddin ditawan Belanda. Belanda kemudian merampas tanah-tanah jajahan Serdang seperti Padang, Bedagai, Percut dan Denai. Pada 20 Desember 1879, Sultan Basyaruddin mangkat di Istana Bogak, Rantau Panjang dan dimakamkan di dekat Stasiun Araskabu.

Kesultanan Serdang kemudian diteruskan oleh Tengku Sulaiman yang saat itu masih dibawah umur, 13 tahun. Ia ditabalkan menjadi Paduka Sri Sultan Tuanku Sulaiman Syariful Alam Shah. Untuk menghindari kekosongan kekuasaan, pamannya Tengku Mustafa bergelar Raja Muda Sri Maharaja diangkat sebagai Wali Sultan. Penabalan ini dilaksanakan di Istana Tanjung Puteri, Bogak, Rantau Panjang. Pengangkatan ini tidak serta merta diakui oleh Residen Belanda. Mereka memberi 3 syarat jika Sultan Sulaiman ingin diakui yakni: (1) Serdang tidak menuntut daerah-daerah yang telah dirampas Belanda, (2) penetapan tapal batas antara Deli dan Serdang, serta (3) Sultan harus tunduk pada kekuasaan Belanda. Sultan Sulaiman bergeming dan tidak mengindahkan tiga persyaratan dari Belanda. Pada tahun 1882, Belanda memaksa agar sebagian wilayah Senembah diserahkan kepada Deli dengan imbalan Deli akan menyerahkan kembali Negeri Denai. Sultan Sulaiman baru diakui pada tahun 1887 walau ia tetap tidak setuju atas tapal batas dengan Deli yang ditentukan Belanda.

Tahun 1891 Kontrolir Belanda, Douwes Dekker memindahkan ibukota Kesultanan Serdang ke Lubuk Pakam karena Rantau Panjang selalu mengalami banjir. Namun, Sultan Sulaiman tidak mau. Ia yang telah membangun Istana Kota Galuh dan Masjid Sulaimaniyah di Persimpangan Tiga Perbaungan pada tahun 1886 justru pindah ke istana tersebut. Daerah-daerah taklukan Serdang yang dikuasai Belanda dijadikan perkebunan seperti di Denai, Bedagai, Senembah, dan Percut. Seluruh perkebunan ini mengikat kontrak dengan Sultan Deli. Walau diakui, kekuasaan sultan pelan-pelan dibatasi Belanda. Bahkan, ketika Sultan Serdang pulang dari pertemuan dengan Kaisar Jepang Tenno Heika Meiji Mutshuhito di Jepang, tapal batas dengan Bedagai telah diperkecil Belanda. Belanda juga menghapus jabatan-jabatan penting kesultanan setelah penyandangnya meninggal dunia.

Di bawah pimpinan Sultan Sulaiman, kesultanan Serdang membangun 2.000 bahu lahan persawahan lengkap dengan irigasinya. Kemudian di tahun 1903 didatangkan transmigran masyarakat Banjar untuk mengolahnya. Sultan juga membuka pabrik belacan dan sabun di Pantai Labu serta membuka perkebunan tembakau di Kuala Bali. Bank Batak dibangun Sultan di Bangun Purba sebagai penunjang roda perekonomian di Serdang. Di bidang pendidikan, Sultan mendirikan sekolah Syairussulaiman di Perbaungan. Dalam buku Kronik Mahkota Kesultanan Serdang yang ditulis Tuanku Luckman Sinar Basarsyah, Sultan Sulaiman digambarkan orang yang anti Belanda. Misalnya Sultan Sulaiman adalah orang yang memperjuangkan agar rakyat yang tinggal di sekitar perkebunan tembakau. Untuk memastikannya ia membuat kodefikasi tentang Hak Adat Rakyat Penunggu di tahun 1922 di mana hak ini membenarkan siapa saja yang memenuhi syarat untuk memperoleh hak jaluran. Sultan Sulaiman juga dikenal akrab dengan kesenian dan kebudayaan. Ia mendirikan teater ”Indera Ratu” yang membawakan cerita-cerita Melayu, India, dan Barat. Sekali setahun teater ini menggelar pertunjukan ke berbagai pelosok Serdang untuk menghibur rakyat secara gratis. Sultan juga menghidupkan teater tradisional ”Makyong” dan wayang kulit Jawa yang dihadiahkan oleh Sultan Hamengkubowono VIII. Biasanya kesenian ini digelar pada tiap hari raya di depan Istana Perbaungan.

Saat perang dunia kedua, ketika Jepang masuk Serdang melalui Pantai Perupuk Tanjung Tiram, pasukan ini terkejut tatkala masuk ke istana menemukan gambar Tenno Heika Meiji tergantung di dinding istana. Sejak itu, hubungan Sultan Sulaiman dengan tentara pendudukan Jepang terjalin baik. Bahkan, Sultan diberikan mobil dengan plat no. 1. Selain itu, Jepang juga berjanji tidak akan mengambil pekerja paksa dari Serdang dengan syarat Serdang harus menyuplai beras ke markas-markas Jepang.

Kendati dapat berdamai dengan Jepang, Sultan Sulaiman segera mengibarkan bendera merah putih ketika mendengar Proklamasi 17 Agustus 1945 melalui Gubernur Sumatera Timur ketika itu, TM Hassan. Sultan kemudian mengirimkan sebuah telegram kepada Presiden Soekarno dan menyatakan kesultanan Serdang serta seluruh daerah taklukannya mengakui kekuasaan pemerintah Republik Indonesia dan karenanya, dengan segala kekuatan akan mendukung Republik Indonesia.

Ketika masa pemerintahan Republik Indonesia Serikat (RIS), keadaan Sumatera Timur mengalami pergolakan yang dilakukan oleh rakyat secara spontan menuntut agar Negara Sumatera Timur (NST) yang dianggap sebagai prakarsa Van Mook (Belanda) dibubarkan dan wilayah Sumatera Timur kembali masuk negara Republik Indonesia.

Negara-negara bagian dan daerah-daerah istimewa lain di Indonesia kemudian bergabung dengan Negara Republik Indonesia (NRI), sedangkan Negara Indonesia Timur (NIT) dan Negara Sumatera Timur tidak bersedia. Akhirnya pemerintah NRI meminta kepada Republik Indonesia Serikat untuk mencari kata sepakat dan mendapat mandat penuh dari NST dan NIT untuk bermusyawarah dengan NRI tentang pembentukan Negara Kesatuan dengan hasil antara lain, UUDS Kesatuan yang berdasar dari UUD RIS diubah, sehingga sesuai dengan UUD 1945. Atas dasar itu, Kesultanan Serdang masuk dalam Kabupaten Deli Serdang. Karena Sumatera Timur dibagi atas 5 afdeling, salah satu di antaranya adalah Deli dan Serdang. Afdeling ini dipimpin oleh seorang Asisten Residen serta terbagi atas 4 (empat) onder Afdeling yaitu Beneden Deli beribukota di Medan, Bovan Deli beribukota di Pancur Batu, Serdang beribukota di Lubuk Pakam, Padang Bedagai beribukota di Tebing Tinggi dan masing-masing dipimpin oleh seorang kontrolir. Kini, memasuki tahun 2008 Serdang merupakan sebuah kabupaten yang terpisah dengan Deli.

(khidir Marsanto/ensi/07/01-09)

Pantai Perupuk Kab. Batubara

Pantai Sejarah Perupuk merupakan satu-satunya objek wisata pantai di Kecamatan Limapuluh Batubara, jaraknya sekitar 17 kilometer dari Limapuluh Kota ibu kota Kecamatan Limapuluh.
Pantai Sejarah memang menjadi tumpuan wisatawan lokal untuk berekreasi melepaskan lelah di akhir pekan dan hari besar lainnya. Bila di Pantai Sejarah digelar berbagai pertunjukan seperti keyboard dan kegiatan motor cross dengan karcis masuk terjangkau dipastikan pengunjungnya cukup membludak dan pihak penyelenggara meraup untung lumayan besar. Di tempat itu juga sering dimanfaatkan mengadakan berbagai kegiatan seperti acara pelantikan maupun HUT Parpol, Ormas dan OKP plus hiburan.
Kehadiran warga di sana selain menikmati hiburan, sekaligus berekreasi menikmati indahnya panorama Pantai Sejarah.
Pantai Sejarah Perupuk juga terkenal sebagai tempat pertamakalinya bala tentara Jepang mendarat di Asahan thn 1946.
Pantainya yang landai dengan pasir putih memanjang ratusan meter dijadikan tempat mandi-mandi pakai ban mulai dari anak-anak hingga orang dewasa penuh canda dan tawa ria. Di bagian daratnya seluas beberapa hektar tumbuh pohon-pohon besar, di bawahnya dijadikan tempat istirahat dengan menggelar tikar. Di pinggiran pantai tumbuh pohon-pohon bakau, jadi tempat berkembang biak berbagai jenis ikan laut. Banyak pengunjung yang datang untuk memancing ikan.

Di Pantai Sejarah juga dibangun hechery (proyek pembibitan udang) berikut bangunan sarana pendukungnya. Bangunan hechery dengan rangka baja beratap dan berdinding kaca merupakan bangunan antik yang banyak menjadi perhatian pengunjung. Tujuannya untuk memenuhi permintaan bibit udang untuk para nelayan pemilik tambak, juga dimaksudkan sebagai pendukung memajukan objek wisata Pantai

Sejarah.

Tapi upaya Pemkab Asahan untuk mengelola Pantai Sejarah menjadi objek wisata pantai yang bisa menjadi sumber PAD sangat jauh dari harapan. Salah satu faktor penyebabnya dana yang terbatas serta sarana transportasi yang kurang mendukung. Kalaupun ada rencana akan membangun Pantai Sejarah Perupuk dengan mendatangkan investor dari luar, baru sebatas wacana.

Sejalan dengan perubahan alam, cuaca di Pantai Sejarah pun berubah. Ombak pantai biasanya cukup bersahabat dari hari ke hari terus berubah menjadi besar diiringi pasang besar. Ombak besar yang datang bergulung-gulung telah mengakibatkan abrasi di Pantai Sejarah. Pepohonan yang tumbuh di pinggir pantai satu persatu roboh kelaut.

Akibatnya cukup fatal. Sepanjang ratusan meter hamparan pasir putih itu pun tertutup lumpur. Kini hamparan pasir putih telah lenyap bak ditelan bumi. Bila pasang surut, yang terlihat hanyalah hamparan lumpur menghitam sepanjang puluhan meter ke arah laut lepas. Para nelayan tidak bisa lagi merapat di Pantai Sejarah untuk menjual hasil tangkapannya. Pengunjung pun tidak dapat lagi membeli ikan segar dari nelayan.

Kini, kalaupun ada kegiatan digelar di tempat itu pengunjungnya sudah jauh berkurang. Pantai Sejarah memang tidak menarik lagi untuk dikunjungi. Selain itu fasilitas yang ada di kawasan itu sangat tidak memadai. Yang ada saat ini cuma bangunan darurat tempat berjualan sekadarnya. Pada malam hari kawasan itu dijadikan tempat kencan pasangan yang bukan suami istri.

Entah apa sebabnya proyek pembibitan udang terhenti total. Bangunan hechery yang terbuat dari rangka baja beratap dan berdinding kaca semuanya habis dijarah orang tidak bertanggungjawab. Semuanya kini tinggal kenangan. Sekarang Kabupaten Asahan telah dimekarkan. Pantai Sejarah masuk wilayah Batubara. Mungkinkah Pantai Sejarah masih dapat dibenahi? Siapa peduli. Pantai Sejarah, nasibmu kini.

Istana Niat Lima Laras "Malang"

Mari bicara sisi lain sebuah istana raja. Tentang kisah kerajaan Melayu yang tak pernah tertulis di buku sejarah sekolah. Tentang sebuah kemegahan masa lalu, yang bahkan tak terdengar selalu.

Istana Lima Laras adalah sejarah yang terlupakan. Namanya kalah tenar ketimbang Istana Maimun di Medan. Walau tidak kokoh benar, Istana Lima Laras masih berdiri di Desa Lima Laras, Kecamatan Tanjung Tiram, Kabupaten Asahan. Sekitar 136 kilometer sebelah tenggara kota Medan.

Sepintas dari depan terlihat warna hijau bangunan istana sudah kusam. Istana berlantai empat yang dibangun tahun 1912 itu sudah lapuk dimakan zaman dan tak menarik lagi dikunjungi. Mungkin karena kondisinya itu Juga maka dalam brosur pariwisata Sumatera Utara, istana Lima Laras tidak tercantum lagi sebagai salah satu objek wisata.

Istana yang berada di atas tanah seluas 102 x 98 meter ini dibangun Datuk Matyoeda, Raja Kerajaan Lima Laras XII, putra tertua raja sebelumnya, Datuk H Djafar gelar Raja Sri Indra. Semula istana ini bernama istana Niat, karena rencana pembangunannya berdasarkan niat Matyoeda untuk mendirikan sebuah istana untuk kerajaan itu.

Sebelumnya pusat pemerintahan kerajaan Lima Laras yang tunduk pada Kesultanan Siak di Riau dan diperkirakan sudah ada sejak abad XVI, sering berpindah‑pindah karena belum punya istana permanen.

Niat Datuk Matyoeda itu sendiri bermula dari keputusan Belanda yang melarang para raja berdagang. Tidak jelas alasan larangan ini. Matyoeda yang kerap berdagang ke Malaysia, Singapura dan Thailand dan memiliki kapal besar tentu saja gusar. Apalagi pada saat keputusan keluar, beberapa armada dagangnya sedang berlayar ke Malaysia.

Dengan adanya larangan ini, nasib kapal bersama isinya itu tidak terjamin lagi. Bisa disita Belanda setibanya kembali di Asahan, atau bisa tetap tinggal di Malaysia yang dulu masih bernama Malaka.

Sebab itulah Matyoeda berniat, jika dagangan terakhirnya selamat, hasilnya akan digunakan membangun istana. Rupanya kapalnya kembali dengan selamat. Maka dia kemudian membangun istana itu dengan biaya 150.000 gulden dan memimpin langsung pembangunan istana dengan mendatangkan 80 orang tenaga ahli dari China dan Pulau Penang, Malaysia serta sejumlah tukang dari sekitar lokasi pembangunan istana.

Matyoeda bersama keluarga dan unsur pemerintahannya mendiami istana sejak tahun 1917, walaupun pada saat itu istana masih belum rampung. Waktu wafatnya pada 7 Juni 1919, sekaligus penanda berakhirnya masa kejayaan kerajaan Lima Laras. Tahun 1942 tentara Jepang masuk Asahan dan menguasai istana. Baru pada masa Agresi Militer II, istana kembali ke tangan Republik dan ditempati Angkatan Laut Republik Indonesia di bawah pimpinan Mayor Dahrif Nasution.

Empat Anjungan

Istana yang menghadap selatan itu memiliki empat anjungan di ke empat arah mata angin. Di depannya ada bangunan kecil tempat dua meriam berada. Ham­pir keseluruhan bangunan berarsitektur Melayu, terutama pada model atap dan kisi‑kisinya. Tetapi ada juga beberapa bagian istana berornamen China. Kecuali batu bata, bahan bangunan seperti kaca untuk jendela dan pintu didatangkan dari luar negeri.

Lantai pertama yang terbuat dari beton, dilengkapi balai rung atau tempat bermusyawarah. Di lantai dua dan tiga terdapat kamar‑kamar dengan ukuran sekitar 6 x 5 meter. Total, istana ini memiliki 28 pintu dan 66 pasang jendela. Untuk naik ke tingkat dua dan tiga, selain tangga biasa di bagian luar, ada tangga berputar dengan 27 anak tangga dari bagian dalam.

Jika berkunjung ke istana itu sekarang ini, jangan bayangkan masih bisa melihat tangga putar itu masih utuh. Beberapa anak tangga sudah hilang dan bagian tengah telah putus karena lapuk. Jangan berharap juga bisa melihat bekas singgasana atau peralatan tanda kemegahan kerajaan itu pada masa lampau, sebab sebagian besar perlengkapan istana sudah hancur atau raib.

Datuk Muhammad Azminsyah (62), salah seorang cucu Datuk Matyoeda, beruntung masih menyimpan beberapa barang pusaka perlengkapan istana, seperti tempayan besar dengan ukiran naga, sejumlah barang pecah‑belah, dua buah pedang dan sebuah tombak. Barang itu disimpan di rumahnya yang berjarak sekitar 100 meter dari istana.

Istana Lima Laras sekarang ini memang tengah dalam tahap perbaikan. Lantai satu dan dua bagian belakang istana sudah diperbaiki dan dicat. Perbaikan kecil itu sifatnya hanya menunda kehancuran, sebab bangunan utama di bagian depan masih berantakan. Dinding‑dinding sudah bercopotan papannya, demikian juga atap dan lantai. Beberapa tiang penyangga yang terbuat dari kayu pun bernasib serupa.

Menurut Maddin (70) yang sehari‑hari menjaga istana tersebut, biaya perbaikan itu berasal dari pihak keluarga. “Bantuan pemerintah sudah lama tidak ada. Kalau hari‑hari libur seperti lebaran ini, ada tambahan biaya perbaikan dari kutipan masuk Rp 500 per orang.” kata Maddin yang menyatakan bisa mengumpulkan Rp 30 ribu pada lebaran kedua.

Harapan pemasukan memang hanya dari kutipan pengunjung. Celakanya. pengunjung yang hanya datang pada saat lebaran saja, itu pun didominasi anak‑anak sekitar kampung. Selain masalah renovasi, jalan masuk ke lokasi juga rusak dan kumuhnya perkampungan bukan pemandangan yang layak untuk dijual ke turis domestik, apalagi asing.

Renovasi terakhir yang dilakukan pemerintah hanya tahun 1980/1981 dengan biaya Rp 234 juta, saat masih dikelola Kanwil Depdikbud Sumut. Setelah diserahkan kepada Pemda Asahan sejak 14 September 1990, praktis tidak ada perbaikan apapun lagi. Padahal upaya melestarikan istana sangat penting mengingat sejarah dan nilai budaya yang dikandungnya.

Istana Lima Laras tak lagi dihuni. Malam hari, tak ada penerangan berarti. Halaman istana juga ditumbuhi semak yang tingginya bisa mencapai satu meter lebih. Karena kondisinya itu, makanya pernah muncul di surat kabar berita yang memprihatinkan, istana Lima Laras menjadi tempat bermain judi. Tragis!

Pantai Bunga Desa Mesjid Lama

Batubara, Sumut ( Berita ) : Ribuan warga Batubara dan sekitarnya memadati lokasi wisata Pantai Bunga pada hari keempat Lebaran dalam menikmati liburan panjang Idul Fitri 1429 Hijiriah.

Pantauan di Pantai Bunga, Sabtu [04/10], terlihat warga berbondong-bondong ke lokasi wisata yang terletak di Desa Mesjid Lama Kecamatan Talawi, Kabupaten Batubara, Sumut, dengan mengendarai mobil, sepeda motor dan becak bermotor.

Kondisi jalan menuju Pantai Bunga yang belum diaspal tidak mengurangi niat warga untuk menyaksikan keindahan lokasi wisata tersebut. Ramainya jumlah pengunjung tersebut menimbulkan antrian yang cukup panjang disebabkan pintu masuk dan keluar lokasi wisata itu hanya satu.

Menurut penjaga tiket masuk Pantai Bunga, M. Ridwan (37), lokasi wisata itu memang selalu ramai di hari libur, khususnya pada liburan Lebaran. Sebagaimana Lebaran sebelumnya, pengunjung Pantai Bunga bukan hanya warga Batubara tetapi ada juga yang datang dari Kota Tebing, Asahan dan Kota Tanjung Balai.

Pihaknya hanya menetapkan tarif sebesar Rp10 ribu untuk setiap warga yang ingin menikmati keindahan alam lokasi wisata tersebut. Selain pondok untuk bersantai keluarga, di Pantai Bunga juga tersedia sampan ojek yang dapat disewa pengunjung yang ingin “jalan-jalan” ke tengah laut.

Keramaian pengunjung lokasi wisata tersebut telah berlangsung sejak Kamis (2/10) atau hari kedua Lebaran.

Diperkirakan banyaknya jumlah pengunjung itu akan terus bertahan, bahkan akan bertambah hingga hari Minggu (5/9) nanti, katanya. Salah seorang pengunjung, Mustafa (36) mengatakan, berwisata ke Pantai Bunga dilakukannya untuk mengisi liburannya di Batubara yang merupakan kampung halaman isterinya.

Mustafa mengaku kagum dengan keindahan alam Pantai Bunga meski belum dibenahi oleh pengelola lokasi wisata tersebut. “Kapan lagi dapat jalan-jalan ke pantai tidak saat libur panjang seperti ini,” kata penduduk Jalan Karya Kecamatan Medan Barat, Kota Medan itu. ( ant )